MENGAPA HARUS BERSEDIH

MENGAPA HARUS BERSEDIH

SEDANGKAN SEDIH ITU ADALAH SIFAT MANUSIA

DATANG DAN PERGI DALAM KEHIDUPAN KITA

MANUSIA TIDAK AKAN LARI DARI PERASAAN SEDIH

SEDIH, SUKA, DUKA, BAHAGIA DAN DERITA

MERUPAKAN SUNNATULLAH DALAM KEHIDUPAN

BUKAN NAMANYA MANUSIA JIKA TIADA

PERASAAN SEDIH

MENGAPA HARUS BERSEDIH

SEDANGKAN SEDIH ITU TIDAK AKAN

MEMBAWA KEPADA KEHANCURAN

LEBIH BAIK KITA MENJADIKAN SEDIH ITU

UNTUK MENGHAMBAKAN DIRI KEPADA ALLAH S.W.T…

MENGAPA HARUS BERSEDIH

BUKANKAH HIDUP INI PENUH DENGAN PERJUANGAN

BUKANKAH HIDUP INI PENUH DENGAN JALAN PENYELESAINNYA

HIDUP DI DUNIA MEMANG PENUH DENGAN MASALAH

JIKA KITA TIDAK BERDEPAN DENGAN MASALAH

KITA TIDAK AKAN MEMATANGKAN JIWA

KITA TIDAK AKAN MENSYUKURI NIKMATNYA CIPTAAN TUHAN

KITA TIDAK AKAN MERASA AKAL MEMATANGKAN KITA

SEHARUSNYA KITA BERSYUKUR KERNA DIBERI DUGAAN,

SEHARUSNYA KITA MERASA SENANG TUHAN INGAT PADA HAMBANYA

JANGAN BERSEDIH UNTUK SELAMA-LAMANYA.......

KITA HARUS BERSEDIH,

KITA HARUS BERDUKACITA,

APABILA KITA TIDAK DAPAT

MEMPERTAHANKAN KEIMANAN KITA

KITA HARUS BERSEDIH

KEHILANGAN KEIMANAN

IMAN ITU AMAT BERHARGA

MALAH IMAN LEBIH BERHARGA DARI MUTIARA

IMAN ADALAH HIDUP KITA

TANPA IMAN

SIAPA KITA DI SISI ALLAH SWT 

TANPA IMAN

DI MANA LETAKNYA KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH.

SEDIHLAH KITA SEBAGAI HAMBANYA

BILA KITA KEHILANGAN IMAN KITA….

JANGAN BERSEDIH UNTUK SELAMA-LAMANYA.......

(RASULULLAH SAW BERSABDA: “ DI AKHIR ZAMAN NANTI ADA ORANG YANG BERIMAN DIWAKTU PAGI NAMUN KUFUR DI WAKTU PETANG, DAN ADA ORANG BERIMAN DI WAKTU PETANG, KUFUR DIWAKTU PAGI,”)

CINTA

CINTA TIDAK PERLU DIUNGKAP
IA HADIR BILA PERLU
IA HADIR BILA TIDAK DIPERLUKAN
IA HADIR BILA KITA KECEWA
IA HADIR BILA KITA BAHAGIA

MENGAPAI

Aku ingin mengapai awan

Aku ingin mengapai bintang

Aku ingin mengapai bulan

Aku ingin mengapai matahari

Aku ingin mengapai n trus mengapai

Namun ku terleka

Tanganku belum sempurna sifat-sifatnya

Kerana aku Cuma manusia biasa

Yang tak bisa mengapai 

yang hakikatnya kebenaran

dari sebuah kehidupan

Aku telah merelakan segala-galanya

Namun mengapa aku ingin menoleh lagi

Pada setiap duri-duri yang telah lama ku tinggalkan

mengapa sekarang aku ingin mengenggamnya kembali

aku ingin mengapai hatimu

aku ingin mengapai wajahmu

aku ingin mengapai cintamu

aku ingn mengapai janjimu

namun ku terleka

tanganku belum sempurna sifat-sifatnya

kerna aku bukannya para nabi

aku telah merelakan segala-galanya

pada ketentuanNya

lalu mengapa perlu aku menangis

pada setiap dugaan yang mendatang 

sedangkan itu hanya

segenggam duka yang terbeku dalam liku-liku kehidupan

suratan yang bertandang bukannya mainan tidur

kerna yang pasti itu adalah realiti

bukannya sandiwara